Teknologi Komunikasi dan Informasi dalam Pendidikan
Jarak Jauh
Sistem
pendidikan jarak jauh merupakan suatu alternatif pemerataan
kesempatan dalam bidang pendidikan. Sistem ini dapat
mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan akibat keterbatasan tenaga
pengajar yang berkualitas. Pada sistem pendidikan
pelatihan ... pendidikan. Pemisah dapat pula jarak non-fisik
yaitu berupa keadaan yang memaksa seseorang yang tempat tinggalnya dekat
dari lokasi institusi pendidikan namun tidak dapat mengikuti
kegiatan pembelajaran di institusi tersebut. Keterpisahan kegiatan p ...
formal atau non-formal, dengan menggunakan fasilitas
Internet.Pendekatan sistem pengajaran yang dapat dilakukan adalah dengan
melakukan pengajaran secara langsung (real time) ataupun dengan cara
Selasa, 29 Mei 2012
Senin, 28 Mei 2012
KARAKTERISTIK DAN KRITERIA MEDIA PEMBELAJARAN
KRAKTERISTIK DAN KRITERIA MEDIA PEMBELAJARAN
Upaya pengklasifikasian media dapat mengungkapkan karakteristik atau ciri-ciri suatu media berbeda menurut tujuan atau maksudnya pengelompokannya. Dari contoh pengelompokan yang diadakan oleh para ahli (Schramm), kita dapat melihat media karakteristik ekonomisnya, lingkup sasarannya yang dapat diliput, dan kemudahan kontrol pemakai. Karakteristik media juga dapat dilihat menurut kemampuan membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan maupun penciuman atau kesesuaiannya dengan tingkat hierarki belajar seperti yang digarap oleh Gagne, dan sebagainya.
Karakteristik media inisebagaimana dikemukakan oleh Kemp (1975) merupakan dasar pemilihan media sesuai dengan situasi belajar tertentu. Dia mengatakan “The question of what media attributesare necessary for a given learnign for situation becomes the basis for media selection”. Jadi klasifikasi media, karakteristik media, dan pemilihan media merupakan kesatuan yang tak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran.
Untuk tujuan-tujuan praktis dibawah ini akan dibahas karakteristik beberapa jenis media yang lazim dipakai dalam kegiatan belajar mengajar khususnya di Indonesia.
1. Media Grafis
Media grafis termasuk media visual. Sebagaimana media yang lain media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi visual. Selain itu media grafis juga berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupaka
n atau diabaikan bila tidak digrafiskan.
Selain sederhana dan mudah pem
Upaya pengklasifikasian media dapat mengungkapkan karakteristik atau ciri-ciri suatu media berbeda menurut tujuan atau maksudnya pengelompokannya. Dari contoh pengelompokan yang diadakan oleh para ahli (Schramm), kita dapat melihat media karakteristik ekonomisnya, lingkup sasarannya yang dapat diliput, dan kemudahan kontrol pemakai. Karakteristik media juga dapat dilihat menurut kemampuan membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan maupun penciuman atau kesesuaiannya dengan tingkat hierarki belajar seperti yang digarap oleh Gagne, dan sebagainya.
Karakteristik media inisebagaimana dikemukakan oleh Kemp (1975) merupakan dasar pemilihan media sesuai dengan situasi belajar tertentu. Dia mengatakan “The question of what media attributesare necessary for a given learnign for situation becomes the basis for media selection”. Jadi klasifikasi media, karakteristik media, dan pemilihan media merupakan kesatuan yang tak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran.
Untuk tujuan-tujuan praktis dibawah ini akan dibahas karakteristik beberapa jenis media yang lazim dipakai dalam kegiatan belajar mengajar khususnya di Indonesia.
1. Media Grafis
Media grafis termasuk media visual. Sebagaimana media yang lain media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi visual. Selain itu media grafis juga berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupaka
n atau diabaikan bila tidak digrafiskan.
Selain sederhana dan mudah pem
Teknologi Pendidikan Jarak Jauh Harus Dieksploitasi
Teknologi Pendidikan Jarak Jauh Harus Dieksploitasi
Ditulis pada 12 October 11
Negara-negara berbagai kawasan bisa
saling berbagi pengalaman, terutama dalam perencanaan, pengembangan dan
pengelolaan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan jarak jauh dan
terbuka atau yang dikenal dengan Open and Distance Learning (ODL).
ODL sendiri telah diterapkandi Indonesia, terutama oleh Universitas Terbuka (UT). “Di UT, ada dua jejaring ODL yaitu jejaring untuk pelayanan warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri dan networking. UT sebagai pemain ODL, sehingga kami harus aktif dalam organisasi ODL di manca negara,” ungkap Rektor Universitas Terbuka (UT), Tian Belawati, kepada BISKOM di kampus UT Pondok Cabe, Tangerang (11/10), saat menyampaikan hasil-hasil dari International Council for Open and Distance Education (ICDE) World Conference ke-24.
Konferensi tingkat dunia yang diikuti 700 delegasi dari 50 negara ini merupakan agenda dua tahunan dari ICDE. Acara yang digelar di Nusa Dua, Bali, 2 – 5 Oktober lalu, bertemakan “Expanding Horizons – New Approaches to ODL” (Memperluas Cakrawala – Pendekatan Baru dalam ODL). Konferensi ini merupakan forum berbagi pengalaman, gagasan, dan strategi esensial dan praktis di kalangan komunitas sesama institusi dan praktisi ODL .
Tian yang juga terpilih menjadi anggota eksekutif komisi ICDE berharap agar organisasi internasional ODL memperhatikan sistem ODL di negara-negara berkembang seperti Indonesia dan Asia lainnya yang infrastruktur backbone serat optic-nya masih belum merata.
“Untuk akses broadband dan internet, Amerika Serikat dan Eropa memang terdepan, sementara Asia Timur dan Asia Tenggara, seperti Korea Selatan, Jepang dan China cukup sukses dengan pertumbuhan akses pita lebar ini,” sambungnya.
Tian mencontohkan, negara China itu basis UT-nya adalah The China Central Radio dan TV University yang sekarang sudah berganti nama menjadi The Open University of China. Nmaun, meski infrastruktur TI-nya sudah memadai, penetrasi broadband-nya masih sedikit dari total jumlah penduduknya.
“China memiliki kesamaan dengan Indonesia, dimana masyarakatnya belum semuanya siap ber-online ria walaupun infrastrukturnya sudah memadai. Apalagi pengguna internet di Indonesia masih lebih banyak menggunakan ponsel dari pada perangkat lain,” tambahnya.
Sementara itu, Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh mengatakan, teknologi yang diterapkan dalam sistem ODL harus dieksploitasi agar memberikan nilai tambah maksimal. Sebab, nilai standar pada teknologi ODL adalah koneksi dan transaksi.
“Perkembangan teknologi saat ini telah merevolusi, membantu kita dalam melakukan interaksi. Interaksi terpusat melalui portal dalam konsep web 1.0 telah mengalami perubahan mendasar menjadi interaksi jejaring dalam konsep web 2.0 yang mengedepankan ruang terbuka bagi siapapun untuk berekspresi,” kata Nuh.
Menurutnya, konsep interaksi jejaring atau kolaborasi merupakan nilai lanjutan dari tenknologi ODL, setelah koneksi dan transaksi. Implementasinya adalah sebuah sistem terbuka agar pembelajar memasukkan konten melalui tahapan evaluasi.
“Nilai kolaborasi ini akan menghasilkan konten yang beragam sehingga terjadilah konsep pengajaran ideal, dimana pembelajar memperoleh pelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya,” tambahnya.
Sehubungan dengan itu, Kementerian Diknas tengah mengembangkan Rumah Belajar yaitu suatu sIstem berbagi materi e-Pembelajaran yang mendukung ODL. Sistem tersebut dibuat dengan konsep partisipatif dan kolaboratif dengan menggunakan platform konten bersama (sharable content).
Nuh berharap, rumah belajar ini akan menjadi program e-Pendidikan nasional (National e-Education Gateway) agar terjadi hubungan antara pusat-pusat ODL di negara- negara lain dengan Indonesia dalam suatu jejaring ODL global.
sumber : mitra komunitas telematika
ODL sendiri telah diterapkandi Indonesia, terutama oleh Universitas Terbuka (UT). “Di UT, ada dua jejaring ODL yaitu jejaring untuk pelayanan warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri dan networking. UT sebagai pemain ODL, sehingga kami harus aktif dalam organisasi ODL di manca negara,” ungkap Rektor Universitas Terbuka (UT), Tian Belawati, kepada BISKOM di kampus UT Pondok Cabe, Tangerang (11/10), saat menyampaikan hasil-hasil dari International Council for Open and Distance Education (ICDE) World Conference ke-24.
Konferensi tingkat dunia yang diikuti 700 delegasi dari 50 negara ini merupakan agenda dua tahunan dari ICDE. Acara yang digelar di Nusa Dua, Bali, 2 – 5 Oktober lalu, bertemakan “Expanding Horizons – New Approaches to ODL” (Memperluas Cakrawala – Pendekatan Baru dalam ODL). Konferensi ini merupakan forum berbagi pengalaman, gagasan, dan strategi esensial dan praktis di kalangan komunitas sesama institusi dan praktisi ODL .
Tian yang juga terpilih menjadi anggota eksekutif komisi ICDE berharap agar organisasi internasional ODL memperhatikan sistem ODL di negara-negara berkembang seperti Indonesia dan Asia lainnya yang infrastruktur backbone serat optic-nya masih belum merata.
“Untuk akses broadband dan internet, Amerika Serikat dan Eropa memang terdepan, sementara Asia Timur dan Asia Tenggara, seperti Korea Selatan, Jepang dan China cukup sukses dengan pertumbuhan akses pita lebar ini,” sambungnya.
Tian mencontohkan, negara China itu basis UT-nya adalah The China Central Radio dan TV University yang sekarang sudah berganti nama menjadi The Open University of China. Nmaun, meski infrastruktur TI-nya sudah memadai, penetrasi broadband-nya masih sedikit dari total jumlah penduduknya.
“China memiliki kesamaan dengan Indonesia, dimana masyarakatnya belum semuanya siap ber-online ria walaupun infrastrukturnya sudah memadai. Apalagi pengguna internet di Indonesia masih lebih banyak menggunakan ponsel dari pada perangkat lain,” tambahnya.
Sementara itu, Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh mengatakan, teknologi yang diterapkan dalam sistem ODL harus dieksploitasi agar memberikan nilai tambah maksimal. Sebab, nilai standar pada teknologi ODL adalah koneksi dan transaksi.
“Perkembangan teknologi saat ini telah merevolusi, membantu kita dalam melakukan interaksi. Interaksi terpusat melalui portal dalam konsep web 1.0 telah mengalami perubahan mendasar menjadi interaksi jejaring dalam konsep web 2.0 yang mengedepankan ruang terbuka bagi siapapun untuk berekspresi,” kata Nuh.
Menurutnya, konsep interaksi jejaring atau kolaborasi merupakan nilai lanjutan dari tenknologi ODL, setelah koneksi dan transaksi. Implementasinya adalah sebuah sistem terbuka agar pembelajar memasukkan konten melalui tahapan evaluasi.
“Nilai kolaborasi ini akan menghasilkan konten yang beragam sehingga terjadilah konsep pengajaran ideal, dimana pembelajar memperoleh pelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya,” tambahnya.
Sehubungan dengan itu, Kementerian Diknas tengah mengembangkan Rumah Belajar yaitu suatu sIstem berbagi materi e-Pembelajaran yang mendukung ODL. Sistem tersebut dibuat dengan konsep partisipatif dan kolaboratif dengan menggunakan platform konten bersama (sharable content).
Nuh berharap, rumah belajar ini akan menjadi program e-Pendidikan nasional (National e-Education Gateway) agar terjadi hubungan antara pusat-pusat ODL di negara- negara lain dengan Indonesia dalam suatu jejaring ODL global.
sumber : mitra komunitas telematika
Langganan:
Postingan (Atom)